Beranda | Artikel
Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat
Jumat, 9 Oktober 2020

Khutbah Jumat Tentang Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 21 Shafar 1442 H / 9 Oktober 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Tentang Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Ada tiga orang yang kelak pada hari kiamat -kata Rasulullah- dia tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah Jalla wa ‘Ala dan tidak akan disucikan dari dosa dan bagi mereka adzab yang pedih.

ثَلاَثٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Siapakah tiga orang tersebut?

Yang pertama:

رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالْفَلاَةِ يَمْنَعُهُ مِنِ ابْنِ السَّبِيلِ

“Seorang laki-laki yang mempunyai kelebihan air di padang pasir ternyata dia tidak mau memberinya kepada ibnu sabil yang sangat membutuhkan air.”

Yang kedua:

وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلاً بِسِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لأَخَذَهَا بِكَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ

“Seseorang yang berjual beli di waktu ashar lalu ia bersumpah dusta bahwasanya ia telah mengambil barang tersebut dengan nilai seperti ini dan begitu padahal tidak.”

Yang ketiga, kata Rasulullah:

وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلاَّ لِدُنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ

“Dan orang yang membai’at pemimpinnya karena dunia, bila ia diberi oleh pemimpin ia melaksanakan bai’atnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan bai’atnya.”

“Seseorang yang membai’at pemimpinnya hanya karena dunia. Jika ia diberi dunia, dia mau taat. Tapi jika ia tidak diberikan dunia, maka ia tidak mau taat.” (Hadits shahih dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim)

Lihatlah saudaraku seiman, di hari kiamat nanti akan ada orang-orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat, tidak akan disucikan oleh Allah dan bagi mereka adzab yang pedih.

Yang pertama, seorang laki-laki yang mempunyai kelebihan air di sebuah padang pasir kemudian ia tidak mau memberikan kepada ibnu sabil yang sangat membutuhkan.

Demikian pula ketika ada seseorang yang mempunyai kelebihan harta, dia memiliki banyak harta, sementara ada orang yang sangat butuh yang dia kelaparan dan kehausan, tapi dia tidak mau memberikan kelebihann walaupun sedikit pun juga. Saking dia itu bakhilnya.

Islam melarang kita mempunyai sifat bakhil, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa dermawan, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa sosial yang tinggi, untuk betul-betul peka kepada lingkungan kita. Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk hanya memikirkan diri sendiri, akan tetapi Islam berusaha membantu orang-orang yang miskin, orang-orang yang susah, orang-orang yang berkebutuhan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carilah aku dengan cara memperhatikan orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian diberikan rezeki oleh Allah dan dibela oleh Allah disebabkan oleh orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa-i, Ahmad, dan yang lainnya)

Maka saudaraku..

Bahkan Rasulullah menganggap memperhatikan orang-orang yang lemah dan membantu mereka termasuk jihad fi sabilillah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasanya orang yang memperhatikan para janda, demikian pula orang-orang yang lemah sama seperti orang yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang kedua, orang yang berjual beli di waktu ashar. Bukan artinya berjual beli di waktu ashar itu dilarang, bukan. Akan tetapi yang Rasulullah ingin sebutkan yaitu setelahnya, yaitu “bersumpah palsu”. Dia bersumpah dusta bahwasanya dia sudah mengambil barang ini dengan modal sekian dan sekian padahal tidak. Dia membawa nama Allah, dia mengatakan “demi Allah” diwaku ashar.

Kata para ulama, bersumpah dengan nama Allah di waktu ashar itu sangat berat di mata Allah Jalla wa ‘Ala. Oleh karena itulah pelaksanaan Li’an, saling melaknat suami dan istri ketika suami melihat istrinya berzina namun ia tidak memiliki saksi, maka kemudian saling melaknatlah, kata para ulama itu dilaksanakan di waktu ashar, masing-masing mereka bersumpa dengan nama Allah Jalla wa ‘Ala.

Karena bersumpah di waktu ashar itu berat di mata Allah, maka ketika seseorang bersumpah dusta dan berkata “demi Allah” kemudian ia bertepatan dengan waktu ashar, maka itu di mata Allah sangat berat sekali.

Oleh karena itu Allah bersumpah dengan waktu ashar. Allah berfirman:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾

Demi waktu ashar.” (QS. Al-Asr[103]: 1)

Yang ketiga, seorang laki-laki yang membai’at imam (pemimpin), ternyata dia membai’atnya hanya karena dunia saja. Jika ia diberi dunia oleh imam, dia akan mau menaati imam tersebut. Jika tidak diberikan dunia oleh imam, dia tidak mau menaati pemimpinnya. Maka orang ini di hari kiamat nanti tidak akan disucikan oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah, bahkan akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adzab yang pedih, Allah pun tidak mau mengajak bicara dia. Hal ini karena Allah murka kepadanya.

Ummatal Islam..

Karena sesungguhnya dalam Islam, kita menaati pemimpin baik kita susah maupun senang, baik dia memberi ataupun tidak, baik kita ridka ataupun tidak ridha, di dalam Islam kewajiban kita membai’at pemimpin dalam setiap keadaan. Anas bin Malik berkata:

بايعنا رسول الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم على السمع والطاعة في العسر واليسر، وعلى أثرة علينا

“Kami sudah membai’at Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk senantiasa mendengar dan taat kepada pemimpin di saat kami susah maupun kami senang, demikian pula saat pemimpin lebih mementingkan dirinya daripada rakyatnya.”

Subhanallah, ini berarti saudaraku. Tapi itu yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Seorang muslim senantiasa berkata: “Sami’na wa Atha’na,” kami mendengar dan taat, walaupun itu berat.

Kesabaran kita di dunia hanyalah sementara, saudaraku. Karena sesungguhnya orang yang bersabar itu pasti Allah akan bantu dia.

إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣﴾

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah[2]: 153)

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Tentang Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Akan tetapi ya Akhi, seringkali hawa nafsu dan syahwat mengalahkan perintah dan titah Allah dan RasulNya. Ketika diperintahkan oleh Allah dan RasulNya untuk kita sabar menghadapi pemimpin yang dzalim, untuk kita sabar dan senantiasa taat kepada pemimpin selama bukan maksiat. Akan tetapi seringkali kita tidak peduli dengan batasan-batasan agama demi perut-perut kita, demi hawa nafsu kita dan syahwat kita, kita campakkan agama kita dan syariat Allah Jalla wa ‘Ala, kita tidak peduli apakah Allah ridha atau tidak, yang jelas kata mereka bahwa ini tidak sesuai dengan keinginan kami, ini merugikan kami dan yang lainnya.

Allahul musta’an.. Kewajiban seorang muslim -sekali lagi saudaraku- ketika mendengar dalil dia mengatakan menaati Allah dan RasulNya itu lebih baik. Hal ini sebagaimana Abu Rafi’ berkata:

نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَمْرٍ كَانَ لَنَا نَافِعًا

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melarang kami dari suatu perkara yang dulunya bermanfaat bagi kami (pada riwayat yang lain dijelaskan mengkiraa’ tanah).”

وَطَوَاعِيَةُ اللَّهِ وَرَسُولِهِ أَنْفَعُ لَنَا

“Akan tetapi menaati Allah dan RasulNya lebih bermanfaat buat kami.” (HR. Muslim)

Itulah keimanan, itulah ketakwaan, itulah orang-orang yang yakin bahwa janji Allah tidak akan pernah Allah tidak tepati, pasti tepati! Orang yang menaati Allah pasti Allah bela, orang yang menaati Allah pasti Allah tolong. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mungkin menyia-nyiakan hamba-hambaNya yang beriman.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal

Jangan lupa untuk ikut membagikan link downloadKhutbah Jumat Tentang Tiga Orang Yang Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49190-tiga-orang-yang-tidak-akan-diajak-bicara-oleh-allah-pada-hari-kiamat/